Jumat, 22 Juni 2012

BIARKAN AKU PERGI

biarkan aku pergi
maafkan aku karena harus pergi dari mu
maafkan aku karena harus meninggalkanmu
tak ada maksudku untuk melakukan semua itu
tak rela pun aku meninggalkanmu seperti tu
semua itu aku lakukan semata-mata hanya untuk membuatmu bahagia
aku rela meninggalkan semua harapan itu hanya untuk melihat orang yang aku sayangi bahagia
tanpa adanya aku, tanpa adanya masa lalu yang selalu mengusikmu
walaupun aku tau,setiap manusia pasti memiliki masa lalu
aku tak ingin menjadi duri dalam hidupmu
aku tak ingin dengan kehadiranku akan ada hati yang kan terluka
aku tak ingin kehadiranku akan menghancurkan semua mimpi2 mu
aku pergi dari hidupmu dan hidupnya
maafkan aku tak bisa menemanimu lagi
sekali lagi kutegaskan aku pergi bukan karena aku kalah
tapi aku pergi karena aku ingin melihat orang yang aku sayang bahagia
walaupun aku tw itu tak bersamaku
maafkan aku…
aku menangis bukan karena sedih
airmata ini jatuh karena aku melihat kebahagiaanmu
walaupun itu tak bersamaku
ju2r ku akui,,,ada sedikit rasa sakit dalam hati ini
tapi aku akan berusaha tegar dan kuat untuk menghadapinya
selamat tinggal sayang…
selamat tinggal kakak, adik, dan kekasihku…
aku akan pergi dari mu dan dari kalian
maafkan semua salahku saat kita melewati hari bersama
aku harap semoga kalian bahagia selamanya
dan tak akan ada lagi orang yang akan mengalami hal seperti yang aku alami
jangan ada lagi orang-orang yang akan mengalami hal ini
biarkan CINTA tumbuh dalam hati kalian
dan yakinlah, CINTA akan menjadikan semua bahagia dan indah

stokiometri

Stokiometri
Stokiometri merupakan ilmu kimia yang digunakan untuk menghitung jumlah zat-zat yang bereaksi maupun zat hasil reaksi.
  1. Penerapan hukum Gay-Lussac dan hukum Avogadro.
Penelitian Canvendish yang telah diteliti ulang oleh Gay-Lussac menyatakan bahwa air terbentuk dari reaksi gas hydrogen dan gas oksigen dengan perbandingan volume hydrogen : oksigen : air = 2 : 1 : 2.
Kemudian Amedio Avogadro seorang ahli kimia dari Italia mengkaitkan perbandingan volume gas yang bereaksi dengan jumlah partikelnya.
Menurut Gay-Lussac bahwa :
2 volume gas hydrogen + 1 volume gas oksigen → 2 volume uap air
Menurut Avogadro bahwa : bilangan Avogadro dinotasikan n / N = 6,02 . 1023.
2 n molekul hydrogen + 1 n molekul oksigen → 2 n molekul uap air
Persamaan reaksinya ditulis :
2 H2(g) + 1 O2(g) 2 H2O(g)
Berikut ini contoh hasil reaksi dan persamaan reaksinya :
a. 1 volume gas H2 + 1 volume gas Cl2 2 volume gas HCl
1 n molekul H2 + 1 n molekul Cl2 2 n molekul HCl
Persamaan reaksinya :
H2 + Cl2 2 HCl
1 volume gas N2 + 3 volume gas H2 2 NH3
1 n molekul gas N2 + 3 molekul gas H2 2 NH3
Persamaan reaksinya :
N2 + 3 H2 2 NH3
Dari contoh reaksi diatas diperoleh kesimpulan bahwa pada suhu dan tekanan sama, perbandingan volume untuk zat-zat berupa gas setara dengan perbandingan koefisien reaksi juga setara dengan perbandingan jumlah molekul zat. Kesimpulan diatas digunakan untuk menyelesaikan soal-soal reaksi kimia yang diketahui volume gas atau jumlah partikelnya dengan menggunakan rumus :
Volume yg dicari = (koefisien dicari : koefisien diketahui) x volume diketahui
Jml molekul dicari = (koefisien dicari : koefisien diketahui) x jml molekul diketahui
Contoh soal :
Suatu reaksi antara gas nitrogen dengan gas oksigen menghasilkan gas nitrogen dioksida. Jika pada suhu dan tekanan sama direaksikan sebanyak 5 liter gas nitrogen, tentukan berapa volume dan jumlah molekul gas oksigen yang bereaksi dan gas nitrogen dioksida yang dihasilkan !
Jawab :
1 N2 + 2 O2 2 NO2
Jumlah voleme gas O2 bereaksi = 2 / 1 x 5 liter = 10 liter
Jumlah molekul gas O2 bereaksi = 2 / 1 x 5 n molekul = 10 n molekul
Junlah volume gas NO2 dihasilkan = 2 / 1 x 5 liter = 10 liter
Jumlah molekul gas NO2 dihasilkan = 2 / 1 x 5 n molekul = 10 n molekul
Soal latihan :
  1. Pada suhu dan tekanan tertentu, sebanyak 8 liter gas hidrogen dibakar dengan gas oksigen sehingga menghasilkan uap air ( H2O ). Tentukan :
    1. Tuliskan persamaan reaksinya !
    2. Berapa volume gas O2 yang diperlukan ?
    3. Berapa volume uap air yang diahasilkan?
    4. Berapa jumlah molekul gas O2 diperlukan ?
    5. Berapa jumlah molekul uap air dihasilkan ?
  1. Pada suhu dan tekanan yang sama sejumlah 12 liter gas C2H6 (etana) mengandung 3,o1 x 10232H6. jika gas C2H6 di atas dibakar dengan oksigen secara sempurna, mengahasilkan gas CO2 dan uap air ( H2O ). Tentukan : molekul gas C
    1. Bagaimana persamaan reaksinya ?
    2. Bagaimana koefisien reaksinya ?
    3. Berapa volume gas oksigen yang diperlukan ?
    4. Berapa volume gas CO2 dan H2O yang dihasilkan
  1. Soal Latihan :
  1. Tentukan jumlah partikel molekul yang terkandung dalam 0,49 kg asam pospat !
  2. Tentukan volume gas dinitrogen pentaoksida sebanyak 32,4 gram yang diukur pada kondisi 27 derajad Celcius tekanan 228 cmHg.
  3. Tentukan berapa gram massa yang terdapat dalam 73,8 liter gas dihdrogen sulfide yang dikukur pada kondisi suhu 25 derajad Celcius tekanan 760 mmHg!
  4. Tentukan volume gas hydrogen yang terdapat dalam 1,806 . 1023 partikel gas hydrogen jika diukur dalam suhu O derajad Celcius tekanan 76 cmHg.
  5. Tentukan Massa Molekul Relatif suatu gas AB jika 67,2 liter beratnya 90 gram diukur pada kondisi STP!
Pereaksi Pembatas.
Jika kamu mereaksikan zat A an B sehingga menghasilkan zat dan D, bagaimana mengetahui bahwa reaksi terebut menyisakan zat tertentu? Jika jumlah zat yang ditambahkan lebih banyak dari pada jumlah zat yang bereaksi, reaktan tersisa. Jika salah satu reaktan habis bereaksi dan zat yang lainnya tersisa setelah bereaksi, jumllah zat yang habis bereaksi menjadi acuan untuk menghitung jumlah zat yang bereaksi. Reaktan yang habis bereaksi disebut sebagai Pereaksi Pembatas.
Artinya apabila dalam suatu reaksi salah satu zat diketahui jumlah molnya maka zat-zat yang lain bisa dicari jumlah molnya dengan menggunaka rumus perbandingan koefisien zat zat dalam reaksi.

Mol zat dicari = koefisien zat dicari/koefisien zat diketahui x mol zat diketahui

Contoh :
logam Fe 11,2 gr direaksikan dengan 200 ml asam sufat 1 M sesuai persamaan reaksi
2 Fe + 3 H2SO4 → Fe2(SO4)3 + 3 H2

mol Fe = 11,2 : 56 = 0,2 mol
mol H2SO4 = Volume x M = 0,2 x 1 = 0,2 mol

2 Fe + 3 H2SO4 → Fe2(SO4)3 + 3 H2
Mula-mula 0,2 0,2 - -
Reaksi 2/3 x 0,2= 0,134 0,2 1/3 x 0,2 = 0,067 3/3 x 0,2 = 0,2
Sesudah 0,666 - 0,067 0,2

Fe dan H2SO4 keduanya habis bereaksi, jadi keduanya bisa berfungsi sebagai Pereaksi Pembatas.

Suatu reaksi HCl 7,4 gram dengan 2 gram CaCO3 berdasarkan reaksi :
mola HCl = 7,4 / 37 = 0,2 mol
mol CaCO3 = 2 / 100 = 0,02 mol
2 HCl + CaCO3 → CaCl2 + H2O + CO2
mula-mula : 0,2 0,02 - - -
reaksi : 2/1x0,02=0,04 0,02 1/1x0,02=0,02 0,02 0,02
sesudah : 0,16 - 0,01 0,02 0,02

Senin, 21 Mei 2012

PERCOBAAN PENURUNAN TITIK BEKU



PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2007/2008
I Tujuan Percobaan :
  • Mengamati penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut
  • Menentukan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit
  • Menyimpulkan pengaruh zat terlarut terhadap penurunan titik beku
  • Menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit
II Alat :
Þ Gelas plastik
Þ Sendok
Þ Tabung reaksi
Þ Spatula
Þ Thermometer
III Bahan :
Þ Butiran kecil es
Þ Garam dapur
Þ Air suling
Þ Larutan urea (CO(NH2)2 ­1m
Þ Larutan urea (CO(NH2)2 ­ 2 m
Þ NaCl 1 m
Þ NaCl 2 m
IV Langkah Kerja :
  1. Masukkan butiran kecil es ke dalam gelas plastik sampai kira – kira ¾ bagian. Tambahkan 8 sendok garam dapur, lalu aduk. Inilah campuran pendingin
  2. Isi tabung reaksi dengan air suling kira – kira setinggi 4 cm. Masukkan tabung itu ke dalam campuran pendingin. Masukkan pengaduk ke dalam tabung reaksi dan gerakkan turun – naik dalam air suling hingga seluruhnya membeku
  3. Keluarkan tabung reaksi dari campuran pendingin dan biarkan es dalam tabung reaksi mencair sebagian. Ganti pengaduk dengan thermometer secara turun – naik. Kemudian bacalah thermometer dan catat suhu cairan es dalam tabung reaksi.
  4. Ulangi langkah 2 dan 3, untuk mengukur suhu larutan urea (CO(NH2)2 ­1m, (CO(NH2)2 ­2 m, NaCl 1 m, dan NaCl 2 m. (Jika es dalam campuran pendingin sudah banyak yang mencair, buatlah lagi campuran pendingin dengan cara di atas)
V Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1 Titik beku air
Air suling memiliki titik beku 00C
2 Titik beku larutan
No
Zat Terlarut
Kemolalan
Titik Beku ­­0­C
1
(CO(NH2)2 ­
1 m
-2
2
(CO(NH2)2
2 m
-4
3
NaCl
1 m
-3
4
NaCl
2 m
-7

Percobaan tersebut telah dilakukan pada hari Selasa, 7 Agustus 2007 dengan 3 x percobaan. Hasil percobaan tersebut mendekati perhitungan secara teoritis.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa air memiliki titik beku terbesar dari semua larutan. Ini diakibatkan karena sebagian partikel air dan sebagian partikel – partikel terlarut membentuk ikatan baru. Sehingga ketika membeku yang memiliki titik beku paling tinggi yaitu air akan membeku terlebih dahulu kemudian diikuti oleh molekul larutan. Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya
Pada molal yang sama, titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berbeda karena zat elektrolit sebagian atau seluruhnya terurai menjadi ion. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non elektrolit.
Menurut teori (perhitungan), data yang dihasilkan seharusnya :
No
Zat Terlarut
Kemolalan
ΔTf ­­0­C
Tf larutan ­­0­C
1
(CO(NH2)2 ­
1 m
1,86
-1,86
2
(CO(NH2)2
2 m
3,72
-3,72
3
NaCl
1 m
3,72
-3,72
4
NaCl
2 m
7,44
-7,44
- Pada percobaan 1 dan 3 molalitas kedua larutan sama, yakni 1 molal tetapi ΔTf NaCl =2x ΔTf urea, hal ini disebabkan karena NaCl terurai menjadi 2 ion (2 partikel)
ΔTf urea =m x Kf
=1m x 1,860 C/m
=1,860C
Tf urea =Tf pelarut- ΔTf urea
=0-1,860C=-1,860C
ΔTf NaCl =mxKfxi ;i=2 (Na+ dan Cl-) ; a=1 (larutan elektrolit)
=1m x 1,86 0 C/m x {1+(2-1)1}
=3,72 0C
Tf NaCl =Tf pelarut- ΔTf NaCl
=0-3,720C=-3,720C
- Pada percobaan 2 dan 4 molalitas kedua larutan sama,yakni 2 molal tetapi ΔTf NaCl =2x ΔTf urea, hal ini disebabkan karena NaCl terurai menjadi 2 ion (2 partikel : Na+ dan Cl-)
Pembahasan :
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan elektron itu terurai jadi partikel – partikel yang berupa ion. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan non elektron itu tidak terurai jadi partikel – partikel yang berupa ion
NaCl termasuk elektrolit, sementara urea non elektrolit, jadi urea tidak terionisasi sehingga tetap sebagai molekul itulah sebabnya NaCl 2 x lebih besar dari ΔTf urea pada konsentrasi yang sama. Harga i dari elektron tipe ion selalu lebih kecil daripada harga teoritis. Hal itu disebabkan oleh tarikan listrik antarion yang berbeda muatan sehingga ion-ion tidak 100% bebas. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak antarion semakin besar dan ion – ion semakin bebas
Larutan elektrolit(NaCl) mempunyai i=2 sehingga ΔTf = mx Kf x i sedangkan larutan non elektrolit (urea) tidak memiliki i sehingga ΔTf = mx Kf . Jadi penurunan titik beku NaCl lebih besar daripada urea
Penurunan titik beku larutan berbanding lurus dengan jumlah partikel zat dalam larutan. Makin besar jumlah partikel zat, maskin besar penurunan titik beku larutan. Olehkarena jumlah partikel NaCl 1m lebih besar dari jumlah partikel urea 1m, maka penurunan titik beku NaCl 1m lebih besar daripada penurunan titik beku larutan urea 1m
Pertanyaan
1 Bagaimana titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku pelarut murni?
2 Bagaimana pengaruh kemolalan larutan urea terhadap:
a) titik beku larutan?
b) Penurunan titik beku larutan?
3 Bagaimana pengaruh kemolalan larutan NaCl terhadap :
a) titik beku larutan?
b) Penurunan titik beku larutan?
4 Pada kemolalan yang sama, bagaimana pengaruh larutan natrium klorida (elektrolit) dibandingkan dengan pengaruh larutan urea (non elektrolit) terhadap :
a) titik beku larutan?
b) Penurunan titik beku larutan?
Jawab :
1 Membeku merupakan perubahan dari fase cair ke padat. Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
2 Pengaruh kemolalan urea terhadap :
a) Titik beku larutan
Semakin tinggi kemolalan urea, semakin rendah titik bekunya
b) Penurunan titik beku larutan
Semakin tinggi kemolalan maka semakin besar perbedaan penurunan titik beku karena kemolalan sebanding dengan penurunan titik beku
3 Pengaruh kemolalan NaCl terhadap :
a) Titik beku larutan
Semakin tinggi kemolalan NaCl, semakin rendah titik bekunya karena larutan NaCl merupakan larutan elektrolit sehingga terurai atas ion - ion
b) Penurunan titik beku larutan
Semakin tinggi kemolalan NaCl, semakin besar penurunan titik beku karena selain dipengaruhi kemolalan, penurunan titik beku juga dipengaruhi oleh jenis larutannya yakni apakah elektrolit atau non elektrolit.
4 Pengaruh larutan NaCl dibandingkan dengan pengaruh larutan urea terhadap :
a) Titik beku larutan
Pada kemolalan yang sama, titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih rendah daripada larutan non elektrolit (urea)
b) Penurunan titik beku larutan
Pada kemolalan yang sama, penurunan titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih besar daripada larutan non elektrolit
Hal yang menyebabkan perbedaan adalah jenis larutannya (elektrolit atau non elektrolit)
- Pada larutan elektrolit, yaitu larutan NaCl mempunyai titik beku larutan lebih rendah daripada larutan non elektrolit( urea) karena pada NaCl dapat dionisasikan (terdiri atas 2 ion) sedangkan non elektrolit tidak dapat dionisasikan
- Begitu pula halnya dengan penurunan titik beku.. Larutan elektrolit(NaCl) mempunyai i=2 sehingga ΔTf = mx Kf x i sedangkan larutan non elektrolit (urea) tidak memiliki i sehingga ΔTf = mx Kf . Jadi penurunan titik beku NaCl lebih besar daripada urea
Rumus ΔTf= mx Kf (larutan non elektrolit)
ΔTf = mx Kf x i (larutan elektrolit)
ΔTf = ΔTf pelarut - ΔTf larutan
i= 1+(n-1)a
VI Kesimpulan :
1 Makin besar molalitas larutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan
2 Penurunan titik beku larutan (Tf) berbanding lurus dengan molalitas larutan
3 Titik beku pelarut murni lebih tinggi daripada titik beku larutan
4 Titik beku larutan elektrolit lebih rendah daripada larutan non elektrolit pada kemolalan yang sama
5 Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak antarion semakin besar dan ion – ion semakin bebas
6 Untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit mengandung jumlah partikel lebih banyak daripada larutan non elektrolit
7 Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non elektrolit
8 Semakin tinggi kemolalan maka semakin rendah titik bekunya
9 Semakin tinggi kemolalan maka semakin besar perbedaan penurunan titik beku
Daftar pustaka
Purba, Michael.2007.Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga