Sabtu, 16 April 2016


HERDIANTO

Sistem Transpor pada Metabolisme 
Karbohidrat, Lemak, Protein, Vitamin, Mineral 


Oleh : 
1. Agung Wibawa Mahatva Yodha 
2. Alwahab 
3. Muhammad Aswan 
4. Dwi Prayogo Wibowo 
5. Herdianto 

Dosen Pengajar: 
Dr. Prima Endang S, M.SI 


Program Studi Kimia 
Program Pasca Sarjana 
Universitas Halu Oleo 
2016




1. Karbohidrat
Absorpsi monosokarida dilakukan di dalam jejunum ke dalam darah sistem vena porta, terutama untuk heksosa (glukosa, galaktosa, manosa, dan fruktosa) dan sebagai gula pentosa (ribosa). Mekanisme absorpsi monosakarida yaitu transpor aktif untuk glukosa dan galaktosa serta difusi fasilitasi untuk fruktosa yang absorpsinya lebih lambat dari glukosa dan galaktosa. Difusi fasilitasi ini menggunakan bantuan dari transporter fasilitatif bergantung natrium (GLUT 5). Transporter ini juga dapat digunakan oleh glukosa dan galaktosa jika gradien konsentrasi mendukung. Normalnya, di dalam darah hanya terdapat sedikit fruktosa di luar fruktosa yang berasal dari diet. 
Mekanisme transport aktif: brush border enterosit mengandung sistem transporter.
Sebuah transporter glukosa bergantung-natrium (SGLT 1) mengikat glukosa sekaligus Na+ pada tapak-tapak terpisah, dan mengangkut keduanya melalui membran plasma sel usus. Glukosa beserta Na+ dilepas ke dalam sitosol sehingga memungkinkan transporter tersebut membawa lebih banyak lagi “kargo”. Ion Na+ diangkut menuruni gradien konsentrasinya dan pada saat yang sama menyebabkan transporter mengangkut glukosa melawan gradien konsentrasinya. Energi bebas yang diperlukan bagi transport aktif ini diperoleh dari hidrolisis ATP yang terhubung dengan sebuah pompa natrium yang melepas Na+ dari sel, bertukar dengan K+. Transport aktif glukosa dihambat oleh ouabain (preparat glikosida jantung), suatu inhibitor pompa natrium, dan oleh florhizin, suatu inhibitor yang diketahui menghambat reabsorspi glukosa di tubulus ginjal. Di samping itu, terdapat transporter glukosa yang tidak bergantung-natrium, GLUT 2, yang memfasilitasi transpor gula keluar sel menuju darah kapiler (kontralumen/tunika serosa). GLUT 2 digunakan untuk glukosa, galakatosa, dan fruktosa yang selanjutnya diteruskan ke vena porta menuju hati dan sirkulasi sistemik. Berikut gambar mekanisme transpor glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Absopsi untuk monosakarida tidak akan terjadi jika polisakarida atau disakarida tidak mengalami pencernaan dan akhirnya akan mengalami fermentasi oleh bakteri usus di usus besar yang dapat menghasilkan berbagai jenis gas, seperti CO2, metana, hidrogen, nitrogen, dan hidrogen sulfida (H2S) serta asam lemak rantai pendek (asam asetat, laktat, propionat, dan butirat). Dalam usus besar juga terjadi retensi air dan peningkatan peristaltik usus yang bisa menyebabkan diare, yang salah satu penyebabnya bisa karena defisiensi disakaridase.
Defek enzim disakaridase pencernaan karbohidrat bisa karena genetik, usia, atau kerusakan mukosa usus yang dapat mengenai lebih dari satu enzim. Defisiensi yang paling sering ialah defisiensi laktase mengakibatkan intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa (gula susu) tidak sama dengan intoleransi susu yang terjadi akibat kepekaan seseorang terhadap protein susu, biasanya terhadap β-laktoglobulin. Tanda dan gejala intoleransi laktosa juga sama, tanpa mempedulikan penyebabnya: kram perut, diare, dan flatulensi. Tanda dan gejala ini diakibatkan adanya penumpukan laktosa yang tidak tercerna dan akibat kerja fermentasi bakteri usus yang menghasilkan gas (metana dan hidrogen), asam laktat, serta produk-produk lain yang bersifat iritan bagi usus. Produk tersebut dapat bersifat osmotik pada usus yang berakibat perut kembung dan buang gas (flatus) serta terjadi retensi air dan peningkatan peristaltik dan kemudian terjadilah diare. Terdapat tiga tipe defisiensi laktase (hipolaktasia):
• Defisiensi laktase herediter: sindrom ini jarang terjadi, diterapkan diet bebas laktosa dan konsumsi yogurt membantu untuk menyediakan enzim laktase (β-galaktosidase) serta energi dan kalsium sebagai pengganti susu.
• Aktivitas laktase rendah primer: sindrom yang relatif sering ditemukan, terutama di kulit orang berwarna. Mengingat intoleransi laktosa bukanlah merupakan tampilan pada masa awal kehidupan orang dewasa penderita gangguan tersebut, intoleransi laktosa dianggap merupakan representasi dari suatu penurunan aktivitas laktase berangsur-angsur pada individu yang rentan, akibat reduksi ekspresi enzim tersebut. Meskipun demikian, keadaan ini bukan karena kurangnya laktase mRNA, tetapi karena kegagalan translasi enzim ini.
• Aktivitas laktase rendah sekunder: penurunan laktase karena mengalami penyakit usus, contohnya penyakit sprue tropis atau nontropis (seliak), kwashiorkor, kolitis, dan gastroenteritis. 
2. Lemak
Metabolisme lipid meliputi oksidasi asam lemak, sintesis asam lemak, sintesis kolesterol, dan transportasi lipid.
Oksidasi Beta Asam Lemak berlangsung di mitokondria, menghasilkan banyak ATP. Sebelum dioksidasi, di sitosol, asam lemak diaktifkan dulu menjadi asil-KoA yaitu asam lemak + KoA + ATP menjadi asil-KoA + AMP + PPi. Kemudian asil-KoA ditransport masuk ke matriks mitokondria dalam bentuk berikatan dengankarnitin (asil-karnitin). Di dalam matriks karnitin dilepaskan dan terbentuk asil-KoA lagi. Pada oksidasi, tiap kali 2 atom C dibebaskan dalam bentuk asetil-KoA, dimulai dari ujung karboksil dihasilkan NADH & FADH2. Oksidasi terjadi pada C- beta (atom C ke-3 dari ujung karboksil) sehingga disebut oksidasi beta. Dari proses oksidasi Beta Asam Lemak dihasilkan: asetil-KoA, FADH dan NADH.Selanjutnya asetil-KoA dioksidasi menjadi CO2 di TCA menghasilkan ATP serta NADH dan FADH2 yang lebih banyak.
Sintesis Asam Lemak, reaksi utama yang paling berperan adalah transasetilasi terdiri dari proses kondensasi, reduksi, dehidrasi, dan direduksi kembali. Regulasi sintesis asam lemak, diregulasi secara Allosterik yakni: distimulasi oleh sitrat, diinhibisi oleh palmitoil KoA, tingginya proses beta oksidasi atau esterifikasi membatasi jumlah TG. Sintesis asam lemak diinduksi oleh insulin dan direpresi glukagon.
Insulin dalam proses sintesis ini berfungsi: (1) merangsang LPL dengan meningkatkan uptake asam lemak dari kilomikron dan VLDL; (2) merangsang glikolisis dengan meningkatkan sintesis gliserol fosfat; (3) meningkatkan proses esterifikasi; (4) menginduksi HSL fosfatase untuk menginaktifkan HSL; (5) penyimpanan TG (net effect). Pada saat kelaparan atau beraktivitas, hormon glukagon dan epinefrin mengaktivasi adenilil siklase untuk meningkatkan cAMP, mengaktivasi protein kinase A, aktivasi HSL sehingga terjadi mobilisasi TG (net affect) dan asam lemak yang meningkat. Sintesis badan keton di lemak terjadi pada saat kelaparan dan aktivitas yang berat karena makin tingginya produksi asam lemak, aktivitas HSL yang tinggi. Tingginya asam lemak yang diproduksi di hati dijadikan energy KB dari oksidasi asam lemak 7 kcal/g.
Lipid tidak larut dalam darah sehingga perlu dibentuk transport khusus. Asam lemak bebas ditransport dalam bentuk berikatan dengan albumin. TAG, PL dan kolesterol ditransport dalam bentuk partikel bersama dengan protein yang disebutlipoprotein. Dalam bentuk lipoprotein, kolesterol, dan lipid lainnya ditransport ke jaringan. Lipid digunakan yaitu dioksidasi, disimpan, atau untuk proses sintesis. Terdapat 4 jalur transport lipid, yaitu: (1) asam lemak dari jaringan adiposa ke jaringan lain (dengan albumin); (2) lipid dari makanan dari usus ke jaringan lain (kilomikron); (3) lipid yang disintesis dalam tubuh (endogen) dari hati ke jaringan lain (VLDL, LDL); (4) reverse transport kolesterol dari jaringan ekstrahepatik ke hati  untuk diekskresikan melalui empedu (HDL).
Struktur lipoprotein terdiri dari TAG dan kolesterol ester yang bagian tengah/ intinya hidrofobik yang luarnya dilapisi oleh fosfolipid dan kolesterol bebas bersama protein (disebut apolipoprotein, apoprotein). Semakin banyak kandungan protein, semakin besar densitas lipoprotein tersebut, berdasarkan densitasnya dibagi menjadi: HDL, (IDL), LDL, VLDL, dan kilomikron. Destruksi lipoprotein diawali dengan pengikatannya pada reseptor di permukaan sel (endositosis), dilanjutkan hidrolisis oleh lisosom menjadi komponen-komponennya. Kilomikron mengangkut lipid yang diabsorbsi dari usus. VLDL (pre- beta lipoprotein) mengangkut TAG keluar dari hati. LDL (beta lipoprotein) berasal dari katabolisme VLDL. HDL (alfa lipoprotein) untuk transport kolesterol ke jaringan ekstrahepatik ke hati. TAG merupakan lipid utama dalam kilomikron dan VLDL, sedangkan kolesterol dan fosfolipid dalam LDL dan HDL.
Kilomikron merupakan lipoprotein terbesar dan paling ringan karena kaya akan TAG. Kilomikron disintesis dalam sel epitel usus halus, mengangkut lipid dalam makanan yang diabsorpsi dari usus ke pembuluh limfe, selanjutnya ke sirkulasi darah. 80-90% TAG dalam kilomikron diambil jaringan dengan bantuan enzimlipoprotein lipase (LPL) di sel endotel kapiler jaringan. Setelah kehilangan TAG kilomikron menjadi kilomikron remnant yang kaya kolesterol kemudian mengikat pada reseptor di hati mengadakan endositosis, degradasi oleh lisosom menjadi komponen – komponennya.
VLDL dibentuk di hati, mengangkut TAG dan kolesterol hasil sintesis di hati (endogen) ke jaringan lain (otot, adiposa). Komponen TAG terutama disintesis dari karbohidrat dalam makanan, juga dari asupan lemak yang berlebih. Selanjutnya TAG dikemas sebagai VLDL bersama dengan kolesterol, fosfolipid dan protein menuju sirkulasi.
Seperti kilomikron, VLDL dimetabolisme oleh LPL di endotel kapiler. TAG dihidrolisis oleh LPL. Asam lemak bebas diambil jaringan (otot, adiposa) kemudian dioksidasi untuk energi/ diesterifikasi kembali untuk disimpan. Pada keadaan sesudah makan, asam lemak yang berlebih diambil jaringan adiposa untuk disimpan sebagai TAG. Setelah kehilangan TAG, VLDL berubah menjadi VLDL remnant. 50% diambil hati dengan cara endositosis melalui pengikatan dengan reseptor. Sisanya menjadi IDL setelah kehilangan lebih banyak TAG dan fosfolipid, sehingga LDL yang kaya akan kolesterol bebas dan ester: 60% diambil hati dengan cara endositosis, 40% diambil jaringan ekstrahepatik dengan cara yang sama kemudian didegradasi oleh enzim lisosom sehingga kolesterol dilepaskan sebagai kolesterol bebas untuk inkoporasi ke membran, sintesis hormon steroid atau vitamin D, atau diesterifikasi untuk disimpan. LDL merupakan sumber kolesterol untuk jaringan ekstrahepatik. Bila LDL sangat berlebih, sistem ambilan LDL akan jenuh sehingga LDL yang berlebih dapat diambil oleh makrofag karena makrofag memiliki reseptor lipoprotein yang disebut scavenger receptor.
HDL, fungsi utamanya mengangkut kelebihan kolesterol dari jaringan perifer ke hati untuk proses disebut reverse cholesterol transport. Kolesterol bebas yang diperoleh dari jaringan perifer/ lipoprotein lain diubah menjadi kolesterol ester (enzim lesitin-kolesterol asil transferase, LCAT) kemudian ditransport ke hati dan diekskresikan ke empedu dalam bentuk kolesterol maupun sebagai asam/ garam empedu. Kadar HDL yang tinggi dalam darah merupakan vaskuloprotektif.
Kolesterol tergolong lipid, mempunyai inti siklopentanohidrofenantren. Kolesterol terdapat dalam jaringan, antara lain sebagai komponen struktural membran. Dalam plasma sebagai lipoprotein, dalam bentuk bebas atau diberikan dengan asam lemak (kolesterol ester). Kolesterol berfungsi sebagai komponen membran sel dan prekursor hormon steroid (kortikosteroid, hormon seks dll), asam/ garam empedu, vitamin D. Kolesterol berperan pada patogenesis aterosklerosis arteri menyebabkan penyakit serebrovaskuler, koroner dan pembuluh perifer. Kolesterol dalam tubuh dapat berasal dari makanan atau disintesis dari asetil- KoA.
Sintesis kolesterol terutama di hati dan di usus. Semua atom C-nya (27) berasal dari asetil-KoA yang dapat berasal dari oksidasi karbohidrat, lipid, dan asam amino. Proses ini berasal dari oksidasi karbohidrat, lipid dan asam amino. Sintesis kolesterol berlangsung di sitosol dalam 4 tahap, dengan enzim HMG-KoA reduktase sebagai (enzim regulator). (1) Sintesis mevalonat, dari asetil-KoA: 2 mol asetil-KoA berkondensasi menjadi asetoasetil-KoA kemudian kondensasi dengan asetil-KoA ketiga membentuk beta-OH-beta metilglutaril- KoA (HMG – KoA) dengan enzim HMG – KoA sintase, tereduksi menjadi mevalonat, enzim HMG – KoA reduktase (enzim regulator). (2) Konversi mevalonat menjadi 2 isopren aktif (5 atom C). (3) Kondensasi 6 isoprene aktif menjadi skualen (30 atom C). (4) Perubahan skualen, lanosterol, inti steroid yang mengandung 4 cincin segi enam.
Transport kolesterol dalam bentuk lipoprotein, Kilomikron mengangkut kolesterol dari usus (berasal dari makanan) ke hati. VLDL, LDL, mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan. Kolesterol diekskresikan ke dalam empedu dalam bentuk kolesterol atau asam/ garam empedu menjadi feses. Sebagian asam/ garam empedu mengalami sirkulasi enterohepatik. Sel jaringan mendapat kolesterol dengan mensintesis sendiri (endogen) atau dari LDL (eksogen). Hiperkolesterolemia (peningkatan kolesterol LDL) merupakan faktor resiko terjadi aterosklerosis dan komplikasinya yaitu penyakit jantung koroner (CHD), infark miokard akut, stroke, dll. Aterosklerosis koroner berkaitan dengan rasio kolesterol LDL: HDL plasma yang tinggi.
3. Protein
            Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide. ¾ zat padat tubuh terdiri dari protein (otot, enzim, protein plasma, antibodi, hormon). Banyak protein terdiri ikatan komplek dengan fibril atau disebut protein fibrosa. Macam protein fibrosa: kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin (arteri); keratin (rambut, kuku); dan aktin-miosin.
1.       Penguraian Protein Dalam Tubuh
      Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan.proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan diluar hati.asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
      Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam dara, hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai waktu paruh 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per  kilogram berat badan diubah menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein, yaitu :
1)   Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan dibentuk sel – sel baru.
2)   Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa ada sel yang mati.
3)   Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
      Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut,yang dinamakan asam essensial yang dibutuhkan oleh manusia.
      Kebutuhan akan asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relatiflebih besar daripada orang dewasa. Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per kilogram berat badan per hari.
2.        Asam Amino Dalam Darah
      Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim – enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase.
      Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui dinding usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah proses transpor aktif yang memerlukan energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam diamino diabsorbsi lebih lambat daripada asam amino netral.
      Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah biasanya sekitar 3,5 sampai 5 mg per 100 ml darah. Segera setelah makan makanan sumber protein, konsentrasi asam amino dalam darah akan meningkat sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah. Perpindahan asam amino dari dalam darah  kedalam sel-sel jaringan juga proses tranpor aktif yang membutuhkan energi.
3.      Reaksi Metabolisme Asam Amino
      Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi.
Transaminasi
      Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis dalamreaksi
      Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrak .
      Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.
Deaminasi
            Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino. Reaksinya adalah sebagai berikut:
asam amino + NAD+ → asam keto + NH3
            NH3  merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal sehingga harus diubah dahulu jadi urea (di hati)  agar dapat dibuang oleh ginjal. Jika hati ada kelainan (sakit) menyebabkan proses perubahan NH3 menjadi urea terganggu sehingga terjadi penumpukan NH3 dalam darah hal ini dapat mengakibatkan uremia. NH3 bersifat racun dan dapat meracuni otak, hal ini disebut coma. Karena hati yang rusak maka disebut Koma hepatikum
Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein menjadi zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs. Zat hasil deaminasi / transaminasi yang dapat masuk siklus Krebs adalah: alfa ketoglutarat, suksinil ko-A, fumarat, oksaloasetat, sitrat
Pembongkaran protein menjadi asam amino memerlukan bantuan dari enzim-enzim protease dan air untuk mengadakan proses hidrolisis pada ikatan-ikatan peptida. Hidrolisis ini juga dapat terjadi, jika protein dipanasi, diberi basa, atau diberi asam. Dengan cara demikian, kita dapat mengenal macam-macam asam amino yang tersusun di dalam suatu protein.
Namun, kita tidak dapat mengetahui urut-urutan susunannya ketika masih berbentuk molekul protein yang utuh. Di samping itu, asam amino dapat dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial.
Asam amino esensial
Asam amino esensial atau asam amino utama adalah asam amino yang sangat diperlukan oleh tubuh dan harus didatangkan dari luar tubuh manusia karena sel-sel tubuh manusia tidak dapat mensintesis sendiri. Asam amino esensial hanya dapat disintesis oleh sel-sel tumbuhan. Contoh asam amino esensial, yaitu leusin, lisin, histidin, arginin, valin, treonin, fenilalanin, triptofan, isoleusin, dan metionin.
Asam amino nonesensial
Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis sendiri oleh tubuh manusia.  Contohnya: tirosin, glisin, alanin, dan prolin.
4.       Pembentukan Asetil Koenzim A
      Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino dengan siklus asam sitrat. ada dua jalur metabolic yang menuju kepada pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam asetoasetat
      Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolic melalui asam piruvat ialah alanin, sistein, serin dan treonin. alanin menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi transaminasi dengan asam a ketoglutarat. Treonin diubah menjadi gllisin dan asetaldehida oleh enzim treonin aldolase. glisin kemudian diubah menjadi asetil koenzim A melalui pembentukan serin dengan jalan penambahan satu atom karbon, seperti metal, hidroksi metal dan formil. koenzim yang bekerja disini ialah tetrahidrofolat.
5.         Siklus Urea
      Hans Krebs dan Kurt Heneseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian reaksi kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk dari ammonia dan karbondioksidamelalui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus, yang mereka namakan siklus urea. Pembentukan urea ini terutama berlangsung didalam hati. Urea adalah suatu senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh.
      Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi  dengan satu mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi, karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping itu sebagai kofaktor dibutuhkan mg++ dan N-asetil-glutamat.
      Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Dalam reaksi ini bagian karbomil bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis pada pembentukan sitrulin adalah ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian mitokondria sel hati.
      Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP merupakan sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP.
      Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat dalam hati dan ginjal. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.
6.       Biosintesis Protein
      Biosintesis protein  yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang kompleks dan melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA.molekuk DNA merupakan rantai polinukleutida yang mempunyai beberapa jenis basapurin dan piramidin, dan berbentuk heliks ganda.
      Dengan demikian akan terjadi heliks gandayang baru dan proses terbentunya molekul DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada molekul DNA menentukan urutan asam amino dalam pembentukan  protein. Peran dari DNA itu sendri sebagai pembawa informasi genetic atau sifat-sifat keturunan pada seseorang . dua tahap pembentukan protein:
1)   Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang diberikan oleh DNA.
2)   Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetika kedalam proses pembentukan protein.
      Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam sitoplasma r RNA bersama dengan protein merupakan komponen yang membentuk ribosom dalam sel, perananya dalam dalam sintesis protein yang berlangsung dalam ribosom belum diketahui.
      m RNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang paling sedikit jumlahnya. kode genetika yang berupa urutan basa pada rantai nukleutida dalam molekul DNA. tiap tiga buah basa yang berurutan disebut kodon, sebagai contoh AUG adalah kodon yang terbentuk dalam dari kombinasi adenin-urasil-guanin, GUG adalah kodon yang terbentuk dari kombinasi guanin-urasil-guanin. kodon yang menunjuk asam amino  yang sama disebut sinonim, misalnya CAU dan CAC adalah sinonim untuk histidin. perbedaan antara sinonim tersebut pada umumnya adalah basa pada kedudukanketiga misalnya GUU,GUA,GUC,GUG..
      bagian molekut t RNA yang penting dalam biosintesis protein ialah lengan asam amino yang mempunyai fungsi mengikat molekul asam amino tertentu dalam lipatan anti kodon. lipatan anti kodon mempunyai fungsi menemukan kodon yang menjadi pasangannya dalam m RNA yang tedapat dalam ribosom. pada prosese biosintesis protein, tiap molekuln t RNA membawa satu molekul asam amino masuk kedalam ribosom. pembentukkan ikatan asam amino dengan t Rna ini berlangsung dengan bantuan enzim amino asli t RNA sintetase dan ATP melalui dua tahap reaksi:
Asam aminon dengan enzim dan AMP membentuk kompleks aminosil-AMP-enzim.
reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan t RNA
proses biosintesis akan berhenti apabila pada m RNA terdapat kodon UAA,UAG,UGA. karena dalam sel normal tidak terdapat t RNA yang mempunyai antikodon komplementer.
Degradasi asam amino berlanjut dengan pelepasan gugus amino yang kemudian akan diekskresikan.
§  Di dalam mitokondria terjadi reaksi deaminasi oxidative yang dikatalisis oleh L-glutamate dehydrogenase (enzim terdapat dalam matrik mitokondria)
§  Reaksi kombinasi dari aminotransferase dan glutamate Dehidrogenase disebut dengan trandeaminasi
§  Glutamat Dehidrogenase menjadi enzim allosterik komplek.
v  Positive modulator à ADP
v  Negative modulator à GTP à TCA
Transport Ammonia Ke Hati
v  Ammonia bersifat toksik bagi jaringan hewan.
v  Pengubahan ammonia menjadi urea terjadi di dalam hati
v  Ammonia menjadi menjadi glutamin dan akan di transport ke hati
v  Glutamin
tidak toksik, bersifat netral dan dapat lewat melalui sel membran secara langsung.
merupakan bentuk utama untuk transpor ammonia sehingga terdapat di dalam darah lebih tinggi dari asam amino yang lain
juga berfungsi untuk sumber gugus amino pada berbagai reaksi biosintesis.
c. Biosintesis asam amino
d. Biosintesis protein
            Penyusunan protein yang merupakan bagian dari protoplasma berbentuk suatu rantai panjang, sedangkan molekul protein-protein yang lain mirip bola. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein terdiri dari 3 tahapan besar yaitu:
a)      Transkripsi.
            DNA membuka menjadi 2 rantai terpisah. Karena mRNA berantai tunggal, maka salah satu rantai DNA ditranskripsi (dicopy). Rantai yang ditranskripsi dinamakan DNA sense atau template dan kode genetik yang dikode disebut kodogen. Sedangkan yang tidak ditranskripsi disebut DNA antisense/komplementer. RNA Polimerase membuka pilinan rantai DNA dan memasukkan nukleotida-nukleotida untuk berpasangan dengan DNA sense sehingga terbentuklah rantai mRNA.
b)      Translasi
            Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida atau kodon yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Transkripsi dan translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein. Translasi hanya terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul mRNA yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam bentuk kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Tempat translasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida.  Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-ribosom
            Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon pada mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga nukleotida di anti kodon tRNA saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA menyandi asam amino tertentu. Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasielongasi,dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.
1.  Inisiasi
            Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom. Dalam kompleks inisisasi, ribosom “membaca” kodon pada mRNA. Pembacaan dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan ribosom yang datang untuk membaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk sate, di mana tusuknya adalah “mRNA” dan daging adalah “ribosomnya”. Dengan demikian, proses pembacaan kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misal kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang. tRNA masuk ke celah ribosom.
Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.
2.  Elongasi
             tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per satu diawali dari asam amino pertama (metionin). Ribosom akan terus bergerak dan membaca kodon-kodon di sepanjang mRNA. Masing-masing kodon akan diterjemahkan oleh tRNA yang membawa asam amino yang dikode oleh pasangan komplemen antikodon tRNA tersebut. Di dalam ribosom, metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan dengan asam amino yang di sampingnya membentuk dipeptida.
            Ribosom terus bergeser, membaca kodon berikutnya. Asam amino berikutnya dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam ribobom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.
3.  Terminasi
            Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga ribosom mencapai kodon stop. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak  sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian “diproses” menjadi protein.
4. Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimiayang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" danamina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atomnitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.
Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi.
A.    Klasifikasi Vitamin
1)      Vitamin larut lemak
Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu dalam tubuh. Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.         
a)Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan prekursor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkanresiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
Ø  Absorsi, transportasi, dan metabolisme
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil, bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik oleh RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
b)     Vitamin D
Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D mencegahdan menyembuhkan riketsia, yaitu dimana penyaklit penyakit tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari konsumsi makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak tidak cukup mendapat sinar matahari, vitamin perlu dipenuhi melalui makanan.
Ø  Absorsi, transportasi, dan penyimpanan
Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipidadenagn bantuan cairan empedu. Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada orang tua kurang efesien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.
Ø  Metabolisme
Vitamin D(kolekalsiferof) dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7-dehidrokolesterol. Vitamin D3 didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi kolikasiferol {25(OH)D3} yang lima kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk {25(OH)D3} adalah bentuk vitamin D yang banyak di dalam  darah dan banyaknya bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari. Bentuk paling aktif adalah kolsitriol  atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3} yang 10 kali  lebih aktif dari vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
Sisntesis kalsitriol diatur oleh taraf kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan perantara yang merangsang produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium yang rendah tercermin dalam taraf  kalsium serum yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi sekresi PTH dan peningkatan sintesis kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH.
c)  Vitamin E
Pada tahun 1922, diketemukan suatu zat larut lemak yang dapat menegah keguguran dan sterilitas pada tikus. Vitsmin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak gndum dan dinamakan tokoferol. Semarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoerol yang aktif secara biologik.
Fungís vitamin E:
1.      Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil
2.      Melindungi asdama lemak jennuh ganda komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas
Ø  Absorsi, transportasi, dan metabolisme
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk misel. Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh kilo micrón untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-density lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-sel perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di mitokondria dan retikulum endoplasma.
d)     Vitamin K
Vitamin K ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Semarang terdapat sejumlah derivat yang semuanya mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk induk dari vitamin K disebut Menadion oleh IUPAC dan Menaquion oleh IUNS. Vitamin K cukup tahan terhadap panastetapi tidak tahan terhadap alcali dan cahaya.
Ø  Absorsi dan transportasi
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh berasal dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang menghasilkan menaquinone. Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam hidangan. Garam empedu dan lemak dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai transport carrier bagi vitamin K tersebut.
2)        Vitamin larut air
Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B kompleks. Vitamin B kompleks terdiri atas 10 faktor yang saling berkaitanfungsinya dalam tubuh dan terdapat dalam van makanan yang hampir sama.
a)      Vitamin C
Vitamin C adalah cristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan denagn udara terutama bila terkena panas.
Ø  Metabolisme
Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada absorsi sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah dalam jeringan adrenal, pituitari, dan retina.
1)      Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin yang disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak dan dalam zat-zat pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam, tetapi terurai pada suasana biasa atau netral.
Ø  Metabolisme
Tiamin mudah larut dalam air, sehingga didalam usus halus mudah diserap kedalam mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae kehati. Thiamin dieskresikan didalam urine pada keadaan normal, eskresi ini parallel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan parallel ini tidak lagi berlaku.
2)      Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam pemanasan dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi, tetapi sensitif terhadap larutan alkali, dimana ia terurai irreversibel oleh sinar ultraviolet maupun oleh cahaya biasaVitamin ini diketemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu. Dalam bentuk murni adalah kristal kuning, larut air, tahan panas, oksidasi dan asam tetapi tidak tahan dengan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet.
Ø  Metabolisme
Riboflavin bebas terdapat didalam bahan makanan dan larut didalam air, sehingga mudah diserap dari rongga usus kedalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus, riboflavin bebas mengalami phosphorylasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN dialirkan melalui vena portale kehati.
3)      Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat.Fungsi vitamin B6:
1.              Sebagai koenzim terutama dalam transaminasi
2.      Dekarboksilasi
3.              Reaksi lain yang berkaitan dengan metabolosme protein
4.      PLP mengatur sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat (gamma-amino-butiric-acid/GABA).
Akibat kekurangan Vitamin B6:
1.      Kecanduan alkhohol
2.      Kelainan kongenital
3.      Penyakit kronik tertentu
4.      Gangguan absorpsi
Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan metabolisme protein, seperti lemah, mudah tersinggung dan sukar tidur. Jika lebih lanjut mengakibatkan kejang, anamia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit dan dapat mengakibatkan kerysakan sitem syaraf. Sedangkan jika kelebihan akan mengakibatkan kesemutan.
4. Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 merupakan satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat secara syntetis total, tetapi selalu di ekstrasi dari media tempat tumbuh mikroba , sebagai hasil fermentasi. Struktur vitamin B12 adalah yang sangat kompleks dari struktur semua vitamin yang diketahui sampai sekarang
Anemia Persiosa adalah penyakit gangguan gizi yang dapat disembuhkan dengan pemberian makanan yang mengandung 100-200 gram hati sapi. Bentuk utama vitamin ini dalam makanan adalah 5-doeksiadenolsilkobalamin, metilkobalamin, dan hidroksobalamin. Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dan karena itu diproduksi secara komersial dari fermentasi bakteri.
Ø  Absorsi
Absorpsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik. Didalamsekresi gaster terdapat enzim transferase yang disebut Faktor Intrinsik (FI). Faktor Intrinsik mengikat vitamin B12 yang membuat vitamin ini resistan terhadap serangan mikroba yang menghuni rongga usus. Pada manusia, Fi dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.
5. Mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormon tiroksin. Di samping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan.
1.      Interaksi Mineral
Interaksi mineral ada berbagai jenisnya, yaitu :
a)        Interaksi Mineral dengan Mineral
Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan (valensi) yang sama bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersediaan biologinya. Contohnya magnesium, kalsium, besi, dan tembaga yang mempunyai valensi +2. Kalsium yang dimakan terlalu banyak akan menghambat absorpsi besi. Demikian pula kebanyakan makan seng akan menghambat absorpsi tembaga.
b)        Interaksi Vitamin dengan Mineral
Vitamin C meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu. Vitamin D kalsiterol meningkatkan absorpsi kalsium. Banyak vitamin membutuhkan mineral untuk melakukan peranannya dalam metabolisme. Misalnya, koenzim tiamin membutuhkan magnesium untuk berfungsi secara efisien.
c)        Interaksi Serat dengan Mineral
Ketersediaan biologi mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan nonmineral di dalam makanan. Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan serelia serta asam oksalat dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat diabsorpsi. Makanan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat absorpsi kalsium, zat besi, seng, dan magnesium.
2.      Sumber Mineral
Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih banyak terdapat di dalam makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari tumbuh-tumbuhan dan menumpuknya di dalam jaringan tubuhnya. Di samping itu, mineral berasal dari makanan nabati. Makanan hewani mengandung lebih sedikit bahan pengikat mineral makanan nabati.
3.      Klasifikasi Mineral
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro.
A.    Mineral Makro
Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan mineral mikro (Trace ) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari 0.01% dari total berat badan.
Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na).
1)      Natrium (Na)
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstra seluler. 35 sampai 40% natrium berada di dalam kerangka tubuh cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pankreas mengandung banyak natrium. Sumber utama natrium adalah garam dapur atau NaCl. Garam dapur di dalam makanan sehari-hari berperan sebagai bumbu dan sebagai bahan pengawet. Baru pada tahun 1937 peranannya sebagai zat gizi esensial diketahui secara past
a)      Absorpsi dan Metabolisme Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3 hingga 7 gram sehari) diabsorpsi, terutama di dalam usus halus. Natrium yang diabsorpsi secara aktif (membutuhkan energi). Natrium yang diabsorpsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal. Di sini natrium disaring dan dikembalikan ke lairan darah dalam jumlah yang cukup mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan melalui urine. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron merangsang gunjal untuk mengabsorpsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluarkan melalui urine sejajar dengan jumlah natrium yang dikonsumsi. Jumlah natrium dalam urine tinggi bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi rendah.
Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na+) merupakan kation utama di dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga akan berada pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi yang lebih kecil yaitu ± 3 mmol/L.
b)     Fungsi Natrium
Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot dan juga akan berperan dalam proses absorpsi glukosa. Pada keadaan normal, natrium (Na+ ) bersama dengan pasangan (terutama klorida, Cl- ) akan memberikan kontribusi lebih dari 90% terhadap efektif osmolalitas di dalam cairan ekstrasellular.
Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Natrium berperan pula dalam absorpsi glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.
c)      Sumber Natrium
Sumber vitamin adalah garam dapur, mono sodium glutamat (MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Di antara makanan yang belum diolah, sayuran dan buah mengandung paling sedikit natriun
Tabel Natrium beberapa bahan Makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan
Mg
Bahan Makanan
mg
Daging sapi
93
Margarin
950
Hati sapi
110
Susu kacang kedelei
15
Ginjal sapi
200
Roti cokelat
500
Telur bebek
191
Roti putih
530
Telur Ayam
158
Kacang merah
19
Ikan ekor kuning
59
Kacang mende
26
Sardin
131
Jambu monyet, biji
26
Udang segar
185
Selada
14
Teri kering
885
Pisang
18
Susu sapi
36
The
50
Yogurt
40
Cokelat manis
33
Mentega
780
Ragi
610
Sumber : Food Composotion Table For Use in East asia, FAO, 1972.
 d)     Akibat Kekurangan & Kelebihan Natrium
Kehilangan natrium yang berlebihan karena muntah-muntah, diare dan berkeringat. Akibat dari deplesi natrium sangat erat berhubungan dengan status keseimbangan air. Bila kehilangan air, maka akan tampak gejala-gejala deplesi cairan ekstraselular: volume darah tinggi, tinggi hematokrit, tekanan darah rendah dan otot kram.
Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akan menyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak minum. Kelebihan konsumsi natrium secara terus menerus dalam bentuk garam dapat menimbulkan hipertensi.
2)      Klor (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraseluler. Klor merupakan 0,15% berat badan, konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal dalam otak dan sum-sum tulang belakang, lambung, dan pankreas. Bila beraksi dengan natrium dan hidrogen, klor akan membentuk ion klor yang bermuatan negatif (Cl-).
Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah elektrolit bermuatan negatif  yaitu klorida (Cl- ). Jumlah ion klorida (Cl -) yang terdapat di dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/Kg berat badan dengan konsentrasi antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan juga pankreas
a)      Absorpsi & Ekskresi Klor
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi melalui urine dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan keringat dihalani oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat.
b)     Fungsi Klor
Sebagai anion Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan ion natrium (Na +), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar melalui keringat.
Di dalam lambung klor merupakan bagian dari asam klorida (HCl) yang diperlukan untuk memelihara suasana asam di dalam lambung. Suasana asam itu diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan.
c)      Sumber Klor
Klor terdapat bersamaan dengan natrium di dalam garam dapur. Sebgaian besar klor diperoleh dari makanan olahan yang diberi garam dapur. Beberapa sayuran dan buah-buahan merupakan sumber klor.
d)     Akibat Kekurangan Klor
Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. Kekurangan hanya bisa terjadi oleh kesalahan manusia. ASI mengandung lebih banyak klorida daripada susu sapi. Bila klorida tidak ditambahkan dalam pembuatan formula bayi, akan terjadi kekurangan klor yang dapat membawa kematian. Kekurangan klor dapat pula terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan.
3)      Kalium (K)
Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di dalam cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium tubuh akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascular yang terdapat pada cairan ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari.
a)      Absorpsi & Ekskresi Kalium
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengabsorpsi kembali, dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubuh ginjal.
b)     Fungsi Kalium
Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan  keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat.
c)      Sumber Kalium
Kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah makanan, terutama buah, sayuran, dan kacang-kacangan.
d)     Akibat Kekurangan & kekurangan
Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, sepanjang seseorang cukup makan sayuran dan buah segar. Kekurangan kalium dapt terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna atau ginjal. Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi.
Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melalui saluran cerna (enteral) atau tidak melalui saluran cerna (parenteral) melebihi 12,0 g/mpermukaan tubuh sehari (18 gram untuk orang dewasa) tanpa diimbangi oleh kenaikan ekskresi. Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibta kematian. Kelebihan kalium juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal.
4)      Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5 sampai 2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Dari jumlah ini, 99% berada di dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatin. Kalsium tulang berada dalam keadaan setimbang dengan kalsium plasma pada konsentrasi kurang lebih 2,25 sampai  2,60 mmol/liter.
a)      Absorpsi & Ekskresi Kalsium
Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium  yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan menurun pada prses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian lebih tinggi atas usus halus yaitu duodenum. Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsur lain, seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses.
b)     Fungsi Kalsium
Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh, yaitu :\
Ø  Pembentukan tulang dan gigi
Ø  Mengatur pembekuan darah
Ø  Katalisator reaksi-reaksi biologi
Ø  Kontraksi otot
c)      Sumber Kalsium
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Serelia, kacang-kacangng-kacangan, tahu dan tempe, dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik jug, tetapi bahan makanan ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat, dan oksalat. Susu nonfat merupakan sumber terbaik kalsium.
d)     Akibat Kekurangan & Kelebihan Kalsium
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan osteomalasia, yang dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor.
Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Di samping itu, dapat menyebabkan konstipasi (susah buang air besar). Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan suplemen berupa tablet atau bentuk lain.
5)      Fosfor (P)
Posfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% pofor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fospat yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut hidroksiapatit memberikan kekuatan dan kekakuan pada tulang. Posfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium.
a)      Absorpsi & Metabolisme Fosfor
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor yang berasal dari air susu ibu sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. sebagian besar fosfor di dalam darah terutama terdapat sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida. Kdar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan oleh hormon kalsitonin. Kedua hormon tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang dibebaskan dan disimpan di dalam tulang.
Fosfor sebagai bagian dari asam fosfat yang terutama terdapat di dalam serelia tidak dapat dihidrolisis, oleh karena itu tidak dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain  yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++ , asam lemak tidak jenuh dan antasid yang mengandung alumunium, karena membentuk garam yang tidak larut air.
b)     Fungsi Fosfor
Fosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh yaitu:
Ø  Klasifikasi gigi dan tulang
Ø  Mengatur pengalihan energi
Ø  Absorpsi dan transportasi zat gizi
Ø  Bagian dari ikatan tubuh esensial
Ø  Pengaturan keseimbangan asam basa
c)      Sumber fosfor
Karena fosfor ada di semua sel makhluk hidup, fosfor terdapat di dalam semua makanan, terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, susu, dan hasilnya kacang-kacangan dan hasilnya, serta serelia.
d)     Akibat Kekurangan & Kelebihan Fosfor
Kekurangan fosfor menyebabkan kerusakan tulang. Bayi prematur juga dapat menderita kekurangan fosfor karena cepatnya pembentukan tulang sehingga kebutuhan fosfor tidak bisa dipenuhi dapat menimbulkan kejang.
6)      Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium di dalam cairan intraseluler. Magnesium di dalam alam merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin di dalam darah pada manusia yaitu untuk pernafasan.
a)      Absorpsi  Magnesium
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi aktif. Di dalam darah sebagian besar magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas, atau dalam bentuk molekul kompleks hingga molekul kecil. Keseimbangan magnesium di dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian ekskresi magnesium melalui urin.
b)     Fungsi Magnesium
Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksi-rekasi biologi termasuk reaksi-rekasi yang berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat, lipd, protein dan asam nukleat serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA. Sebagian besar reaksi ini terjadi dalam mitokondria sel.
Di dalam cairan sel ekstraseluler magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontrak, atot, dan pembekuan darah. Dalam hal ini peranan magnesium berlawanan dengan kalsium. Kalsium merangsang kontraksi otot, sedangkan magnesium mancegah. Kalsium menyebabkan ketegangan saraf, sedangkan magnesium melemaskan saraf.
c)      Sumber Magnesium
Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serelia tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu, dan hasilnya serta cokelat juga merupakan sumber magnesium yang baik.
d)     Akibat kekurangan & Kelebihan Magnesium
Kekurangan magnesium menyebabkan gangguan absorpsi atau penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak melalui mulut. Kekurangan magnesium berat menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, mdah tersinggung, gugup, kejang, gangguan sistem saraf pusat, halusinasi, koma, dan gagal jantung.
7)      Sulfur (S)
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamin dan biotin, serta asam amino metionin dan sistein. Rantai samping molekul sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga membentuk jembatan disulfida yang berperan dalam menstabilkan molekul protein.
B.     Mineral Mikro
Mineral makro terdapat dalam jumlah sangat kecil di dalam tubuh, namun mempunyai peranan sesnsial utnuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi. Mineral mikro terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1.      Besi (Fe)
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh: sebagai alat pengankut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh.
a)      Absorpsi Besi
Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi. Gambar 1 memperlihatkan alur perjalanan besi di dalam tubuh. Sebelum diabsorpsi di lambung besi dibebaskan dari ikatan organik, seperti protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi mejadi bentuk fero. Hal ini terjadi dalam suasana asalam di lambugn dengan adanya HCl dan vitamin C yang terdapar di dalam  makanan. Absorpsi terutama terjadi di bagian atas usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut-protein khusus.
b)     Fungsi Besi
Fungsi besi yaitu:
Ø  Metabolisme energi
Ø  Kemampuan belajar
Ø  Sistem kekebalan
Ø  Pelarut obat-obatan
c)      Sumber Besi
Sumber baik besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serelia, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah.
d)     Akibat  Kekurangan & Kelebihan Besi
Secara klasik defisiensi besi dikaitkan dengan anemia gizi besi. Kehilangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi. Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnnya kemampuan kerja, menururnnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Di samping itu kemampuan mengatur suhu tubuh. Pada anak-anak kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnnya kemampuan utnuk berkonsentrasi dan belajar.
Gejala kelebihan besi adalah rasa enek, muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit kepala, mengigau, dan pingsan
2.      Seng (Zn)
Tubuh mengandung 2 - 2,25 gram seng yang tersebar dihampir semua sel. Sebagaian besar seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal, otot, dan tulang. Jaringan yang mengandung seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar posfat, spermatozoa, kulit, rambut dan kuku. Di dalam cairan tubuh seng terutama merupakan ion intraseluler. Seng di dalam plasma hanya merupakan 0,1% dari seluruh seng di dalam tubuh yang mempunyai masa pergantian yang cepat.
a)      Absorpsi & Metabolisme Seng
Absorpsi dan metabolisme seng menyerupai dan metabolisme besi. Absorpsi memebutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas usus halus (duodenum). Seng diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan dibawa ke hati. Kelebihan seng disimpan di dalam hati dalam bentuk metalotionein. Lainnya dibawa ke pankreas dan jaringan tubuh lain. Di dalam pankreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yang pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna.
Dengan demikian saluran cerna menerima seng dari dua sumber, yaitu dari makanan dan dari cairan pencernaan yang berasal dari pankreas. Sirkulasi seng di dalam tubuh dari pankreas ke saluran cerna dan kembali ke pankreas dinamakan sirkulasi enteropankreatik.
Absorpsi seng diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam sel dinding aaluran cerna. Bila konsumsi seng tinggi, di dalam seng dinding saluran cerna sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absorpsi berkurang. Metalotionein di dalam hati mengikat seng hingga dibutuhkan oleh tubuh. Metalotionein diduga mempunyai peranan mengatur kandungan seng di dalam cairan intraseluler. Distribusi seng antara cairan ekstraseluler, jaringan, dan organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dan situasi stress. Hati memegang peranana penting dalam redistribusi.
b)      Fungsi Seng
Seng memegang peranan penting yaitu sebagai bagian integral enzim DNA polimerase dan RNA polimerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA. Sebagai bagian dari enzim kolagenase, seng berperan pula dalam sintesis dan degradasi kolagen. Dengan demikian, seng berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka.
Seng juga berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma. Seng juga berperan dalam fungsi kekebalan, yaitu adalam fungsi sel T dan dalam pembentukan antibodi oleh sel B.
c)      Sumber Seng
Sumber paling baik adalah sumber protein hewanu, terutama hewani, hati, kerang, dan telur. Serelia tumbuk dan kacang-kacangan juga merupakan yang baik, namun  mempunyai ketersediaan biologinya yang rendah.
d)     Akibat Kekurangan & Kelebihan
Tanda-tanda kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual. Kekurangan seng kronis mengganggu pusat sistem saraf dan fungsi otak.  Kelebihan seng hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan absorpsi tembaga. Pada hewan hal ini menyebabkan degenerasi otot jantung.
3.      Iodium (I)
Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu sebanyak kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. sekitar 75% iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin tetraiodotionin (T4), dan triiodotionin (T3).
a)      Absorpsi dan Ekskresi
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Ekskresi dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi. Di dalam darah, iodium terdapat dalam bentuk bebas dan terikat protein. Manusia dewasa sehat mengandung 15-20 mg iodium, 70-80% di antaranya berada dalam kelenjar tiroid. Penangkapan yodida oleh kelenjar tiroid dilakukan untuk memelihara transpor aktif yang dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini diatur oleh hormon yang merangsang tiroid dan hormon Tirotrofin yang dikeluarkan oleh hipotalamus yang dikeluarkan oleh darah ke sel-sel sasaran dan hati; di dalam sel-sel sasaran dan hati tirkosin dipecah dan bila diperlukan yodium kembali digunakan.
b)     Fungsi Iodium
Iodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormon tiroksin triiodotironin (T3) dan tertaiodotironin (T4). Fungsi utama hormon-hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan.
c)      Sumber Iodium
Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan, udang, kerang serta ganggang laut merupakan sumberi iodium yang baik.
d)     Akibat Kekurangan & Kelebihan Iodium
Kekurangan iodium berupa gondok endemik merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Defisiensi ioddium menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang mengakibatkan pembengkakan pada bagian leher. Kekurangan iodium yang kronis menyebabkan terjadinya kretinisme dan terganggunya kecerdasan.
Suplemen iodium dalam dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid seperti halnya kekurangan iodium. Dalam keadaan berat hal ini dapat menutup jalan pernapasan sehingga menimbulkan sesak napas.
4.      Tembaga (Cu)
Tembaga ada dalam sebanyak 50-120 mg. sekitar 40% ada di dalam otot, 15% di dalam hati, 10% di dalam otak, 6% di dalam darah dan selebihnya di dalam tulang, ginjal, dan jaringan tubuh lainnya.
a)      Absorpsi & Metabolisme
Transpor tembaga ke hati terutama menggunakan alat angkut albumin dan transkuptein. Penyimpanan sementara tembaga adalah dalam bentuk kompleks albumin-tembaga. Simpanan dalam hati berupa metalotionein atau seruloplasmin. Tembaga diangkut ke seleuruh tubuh oleh seruloplasmin dan transkuprein. Tembaga juga dikeluarkan dari hati sebagai bagian dari empedu. Di dalam saluran cerna, tembaga dapat diabsorpsi kembali atau dikeluarkan daru tubuh bergantung kebutuhan tubuh. Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan tembaga dalam tubuh.
Sedikit tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat, dan darah ahid. Tembaga dapat diabsorpsi kembali oleh ginjal bila tubuh membutuhkan. Tembaga yang tidak dikeluarkan melalui feses..
b)     Fungsi Tembaga
Fungsi utama tembaga di dalam tubuh sebagai bagian dari enzim. Enzim-enzim mengandung tembaga mempunyai berbagai peranan berkaitan dengan reaksi yang menggunakan oksigen atau radikal oksigen. Tembaga memegang peranan dalam mencegah anemia dengan cara (a). membantu absorpsi besi; (b). merangsang sintesis hemoglobin; (c). melepas simpanan besi dan feritin dalam hati.
c)      Sumber Tembaga
Tembaga tedrapat luas di dalam makanan. Sumber utama tembaga adalah tiram ,kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan, unggas, biji-bijian, serelia, dan cokelat. Air juga mengandung tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa yang digunakan dan sumber air.
d)     Akibat Kekurangan & Kelebihan Tembaga
Kekurangan tembaga dapat mengganggu pertumbuhan dan metabolisme, di sampign itu terjadi demineralisasi tulang.
5.      Mangan (Mn)
Tubuh hanya mengandung 10-20 mg mangan, yang terutama berada di dalam tulang dan kelenjar.
a)      Absorpsi dan Ekskresi Mangan
Seperti halnya mineral makro lainnya, faktro makanan mempengaruhi absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh protein transmanganin salam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan dengan feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan menumpuk dalam hati.
b)     Fungsi Mangan
Mangan berfungsi sebagai kofaktor berbagai enzim yang membantu bermacam proses metabolisme. Adapun defisiensi mangan pada hewan mengganggu metabolisme lemak, pertumbuhan, dan merusak sistem kerangka tubuh, reproduksi, dan saraf.
c)      Akibat Kekurangan & Kelebihan Mangan
Kelebihan tembaga kronis menyebabkan penumpukan tembaga di dalam hati yang menyebabkab nekrosis hati atau seroris hati.
Ada tiga fungsi utama mineral yaitu:
1.      Sebagai kompenen utama tubuh (structural element) atau penyusun kerangka tulang, gigi dan otot-otot. Ca, P, Mg, Fl dan Si untuk pembentukan dan pertumbuhan gigi sedang P dan sekolah luar biasa untuk penyusunan protein jaringan.
2.      Merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai elektrolit yang mengatur tekanan osmosis (Fluid balance), mengatur keseimbangan basa asam dan permeabilitas membran. Contoh adalah Na, K, Cl, Ca dan Mg
3.      Sebagai aktifator atau terkait dalam peranan enzim dan hormon.
6.      Krom (Cr)
(a)      Fungsi Krom
Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan liipida. Krom bekerja sama dengan insulin dalam memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel, dengan demikian dalam pelepasan energi. Krom diduga merupakan bagian dari ikatan organik faktor toleransi glukosa (glukose tolerance factor) bersama asam nikotinat dan glutation. Konsentrasi krom di dalam jaringan tubuh menurun dengan umur, kecuali pada jaringan paru-paru yang justru meningkat.
(b)     Kelebihan Krom
Kelebihan krom karena makanan belum pernah ditemukan. Pekerja yang terkena limbah industri dan cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian penyakit hati dan kanker paru-paru
7.      Selenium
(a)   Absorpsi dan Eksresi
Selenium berada dalam tubuh sebanyak 3-30 mg, bergantung pada kandungan selenium dalam tanah dan konsumsi makanan. Konsumsi orang dewasa berkisar antara 20-30 mg, bergantung pada kandungan tanah. Selenium merupakan mineral mikro yang merupakan bagian essensial dari enzim glutation peroksidase.
Selenium berada dalam bentuk makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistein. Absorpsi selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif. Selenium diangkut oleh albmin dan alfa-2 globulin. Absorpsi lebih efisien, bila tubuh dalam keadaan kekurangan selenium. Konsumsi tinggi menyebabkan peningkatan ekskresi melalui urine.
(b)   Fungsi Selenium
Enzim glutation peroksidase berperan sebagai katalisator dalam pemechan peroksida yang terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh yang ada pada membran sel, sehingga merusak membaran sel tersebut. Selenium berperan serta dalam sistem enzim yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan konsentrasi peroksida dalam sel, sedang vitamin E menghalangi bekerjanya radikal bebas setelah terbentuk. Dengan demikian konsumsi selenium dalam jumlah cukup menghemat penggunaan vitamin E.
(c)    Akibat Kekurangan dan Kelebihan
Kekurangan selenium pada manusia karena makanan yang dikonsumsi belum banyak diketahui.
Adapun kelebihan selenium dapat menyebabkan muntah-muntah, diare, rambut, dan kuku rntok, serta luka pada kulit dan sistem saraf. Kecenderung menggunakan suplemen selenium untuk mencegah kanker harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai terjadi dosis berlebihan.
8.      Molibden
Molibden bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain xantin oksidase, sulfat oksidase, dan aldehida oksidase yang mengkatalisis reaksi-reaksi oksidasi-reduksi seperti oksidasi aldehida purin dan pirimidin. Molibden berada dalam makanan bergantung pada lingkungan di mana makanan tersebut di tanam. Sumber utama adalah susu, hati, serelia, utuh dan kacang-kacangan.
9.        Silikon
Silikon diabsorpsi oleh tubuh dalam bentuk asam silikat dan diekskresi melalui urine. Silikon terdapat dalam makanan nabati terutama biji-bijian dan serelia utuh.
10.    Vanadium
Vanadium diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang serta utuh reproduksi normal. Sumber vanadium adalah serelia dan hasilnya, daging, ikan, dan unggas yang merupakan sumber yang sedang.
11.    Timah (Pb)
Timah dalam jaringan tubuh mula-mulanya hanya dianggap sebagai kontaminasi lingkungan. Timah terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan pada tikus dan cenderung membentuk ikatan kovalen seperti halnya karbon. Timah mempunyai pengaruh induksi terhadap enzim oksidase hem, yang menyebabkan pemecahan hem dalam ginjal dan mengganggu fungsi sel yang bergantung pada hem.
12.    Nikel (Ni)
Nikel terdapat dalam DNA dan RNA. Adapun fungsi untuk menstabilisasikan struktur asam nukleat dan protein atau sebagai kofaktor atau komponen struktural berbagai enzim. Kekurangan nikel menyebabkan kerusakan hati dan alat tubuh lain. Sumber nikel adalah kacang-kacangan, serelia, dan produk serelia. Makanan hewani hanya sedikit mengandung nikel.




Kamis, 04 Februari 2016